JURNALACEH.COM- Mungkin terkesan canggung, bagi seorang anak lelaki untuk mengucapkan selamat hari ayah. Terlebih di Indonesia, budaya mengucapkan hari ayah tidak seperti hari ibu.
Tampaknya diluar sana begitu banyak anak lelaki yang sedang cemas untuk menghadapi hari ayah. Terasa canggung mungkin, sebab mereka terbiasa dididik dengan keras.
Dikutip dari puisi yang ditulis oleh Deri Irawan, berikut puisi untuk ayah sang pahlawan keluarga.
Sebingkai Kenangan Untuk Ayah Sang Pahlawan
Mataku tertuju pada sebuah pintu
Melihat sesosok badan yang bersandar seakan tak mau tau
Sosok itu hening dalam diam
Merajut asa yang mungkin terpendam
Berkecamuk dialam bawah sadar
Sosok itu tertunduk lesu tanpa binar
Hendak kusapa
Namun aku tak kuasa
Perlahan, kudekati sosok itu
Kutatap ia, Seraya ia mengangkat kepala
Semua baik-baik saja? Tanyaku.
Ya, jawabnya.
Keheningan demi keheningan datang menghampiri kami
Degup jantungku seakan tak mampu berirama lagi
Ayunan melodi terdengar sayup-sayup menghampiri
Persetan, ucap hatiku
Melodi itu memecah konsentrasi ku
Sosok itu adalah ayahku
Kami sedang dilanda badai alam bawah sadar yang begitu dahsyat
Fikiranku terbang melayang
Menerka Keajaiban
Tuhan, jangan kau ambil ayahku.
Sebuah kenangan terukir indah dalam ingatan
Membawa segala kisah dan kasih tentang sebuah perjuangan
Berdiri tak lagi mampu
Duduk harus dipangku
Namun ia tetap kuat, tak ingin terlihat lemah
Menjadikan dirinya sebagai tempat bernaung dan mengadu
Ia tak bermaksud menandingi Tuhan
Tapi nalurinya terus bertahan
Atas keyakinan, bahwa ia harus berkorban
Perjuangan yang lahirkan peluh
Pengorbanan yang membuat siapa saja luluh
Ia berjuang tanpa pamrih
Terus melangkah dengan gigih
Tak tahu mengapa, aku memiliki sudut pandang berbeda tentang menilai seorang ayah. Tak seperti orang kebanyakan, tapi aku merasa bahwa ikatan itu terlahir atas Rahmat Tuhan. Diam-diam kami mengasihi dan menyayangi, tak ingin terlihat tampak didepan. Namun sesekali, itu terjadi.
Tuhan
Dekap harapku dengan penuh kasih
Penuhi do'aku tanpa satupun yang tersisih
Surgaku hanya ketika melihatnya bertasbih
Panjangkan umur taat dan ibadahnya
Sebab ia, adalah pahlawan keluarga.
Ayah merupakan kepala rumah tangga, menjadi yang paling bertanggungjawab atas apapun yang terjadi kepada keluarganya.
Merasa yang paling bersalah jika terjadi kesalahan, namun tidak merasa paling benar jika semua berjalan lancar. Kerinduan sang ayah terhadap anaknya seringkali disembunyikan.
Sebenarnya langsung saja telfon bisa, tapi ia tak ingin melakukannya. Ia hantarkan perasaan itu melalui seorang ibu, yang kemudian seakan cerewet bertanya keadaan putranya. Namun dibalik itu semua, terdapat sebuah senyuman luar biasa dan rasa tenang bagi seorang ayah. ***