Tradisi Unik dan Menarik Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW 2023 di Aceh

27 September 2023, 10:04 WIB
Ilustrasi/Tradisi Unik dan Menarik Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh/freepik/ /

JURNALACEH.COM- Provinsi Aceh merupakan daerah yang kental tradisi Islam. Saat upacara keagamaan, Bumi Serambi Mekah mempunyai tradisi unik dan menarik, menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, maka momen tersebut menjadi sakral bagi masyarakat Aceh, yang dalam kesehariannya memegang teguh nilai-nilai budaya dan tradisi. Maka tak heran jika di bulan Rabiul Awal ini, perayaan Maulid Nabi sangat meriah.

Di Aceh, perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu Maulid dalam bahasa Aceh yang disebut dengan 'maulod'. Dalam proses pelaksanaannya, masyarakat mengadakan kenduri besar dengan mengundang anak-anak yatim dan sanak saudaranya.

Baca Juga: Libur Maulid Nabi: Waktu yang Tepat untuk Mengingat dan Meneladani Rasulullah

Pada umumnya perayaan maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya dilakukan pada hari-hari yang tertera di kalender saja. Namun, masih bertahan selama 4 bulan berturut-turut. Perayaan Maulid Nabi di Aceh bisa dikatakan merupakan perayaan kenduri yang berlangsung paling lama.

Berdasarkan penanggalan Islam, tradisi merayakan hari lahir Nabi Muhammad SAW dimulai pada Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Pada bulan Rabiul Awal perayaan hari lahirnya Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Aceh yang disebut  'Molod Awai', kemudian Rabiul Akhir disebut 'Molod Teungoh' dan Jumadil Awal disebut 'Molod Akhe'.

Perlu juga diketahui bahwa tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh dibarengi dengan kenduri besar. Bagi yang dapat menyelenggarakan kenduri, maka mereka akan mengadakan kenduri dan membagikan makanan kepada anak yatim, dan masyarakat lain yang berkumpul di masjid maupun di meunasah-meunasah.

Baca Juga: Contoh Sambutan Perayaan Maulid Nabi 2023, Singkat, Padat dan Jelas Dijamin Langsung Hafal

Uniknya kenduri Maulid di Aceh pada umunya, saat membawa makanan, terdapat tempat khusus  yang disebut 'dalong', yaitu wadah khusus berbentuk silinder. Ukurannya pun bervariasi, rata-rata  30 hingga 50 centi meter. Dalong atau wadah berisi nasi yang lengkap dengan lauk pauknya.

Menariknya lagi, nasi dan lauk pauknya ditata rapi dan berlapis-lapis, disebut juga dengan 'Dalong Meulapeh'. Dalong atau wadah inilah yang dibawa penduduk setempat ke masjid dan meunasahnya akan dibuka untuk dimakan bersama anak yatim, kerabat, dan masyarakat lainnya.

Menu yang disajikan saat kenduri Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh terlihat sangatlah istimewa. Salah satu menu khasnya adalah 'bu kulah' atau nasi kulah. Nasi jenis ini dimasak khusus dengan perpaduan bumbu seperti cengkeh, kapulaga dan masih banyak lagi yang lainnya.

Baca Juga: Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sekolah Penuh Makna, Yuk Simak! Apa Saja Ide-nya

Menariknya lagi, Bu Kulah berbentuk limas yang dibalut daun pisang yang telah dlayu di atas bara panas. Berkat itu, sajian khas Aceh dengan cita rasa dan aroma khas Timur Tengah dan India semakin terasa.

Sedangkan menu yang disajikan juga sangat unik dan jarang terlihat pada perayaan lainnya. Salah satunya adalah 'Kuah pacri'. Pada kuah ini terdapat nanas yang dimasak dengan kuah encer dengan campuran cengkeh, kapulaga, cabai merah yang diiris tipis, dan daun pandan untuk menambah aroma. Menu lainnya meliputi aneka daging sapi, kambing, ayam, dan bebek.

Selain menu yang disebutkan di atas, hidangan khusus juga disajikan pada kenduri Maulid Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Aceh disebut 'Bulukat' atau nasi Ketan yang telah diberikan topeng kelapa sudah digonseng dengan gula dan dialasi daun pisang, dibentuk limas.

Baca Juga: Kapan Maulid Nabi Tahun 2023 ? Ini Jadwal dan Amalan yang Dianjurkan Rasulullah

Oleh karena itu, sebelum menyantap hidangan Maulid terlebih dahulu masyarakat berkumpul untuk berdzikir dan berdoa diiringi shalawat. Setiap perayaan Maulid di Aceh, kenduri diadakan pada siang hari, dilanjutkan pada malam hari dengan ceramah agama.

Untuk itu dengan semangat dalam melaksanakan tradisi menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW di Aceh, seluruh masyarakat turut serta dalam berbagai proses pelaksanaannya. Bagi masyarakat Aceh, Maulid sudah menjadi tradisi dan diamalkan secara turun temurun. Perayaan tersebut merupakan contoh semangat cinta kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa perubahan kehidupan manusia ke arah yang benar.

Bahkan perayaan Maulid Nabi di Aceh mempunyai dasar sejarah yang kuat. Hal ini tertuang dalam  surat wasiat Sultan Aceh yang diterbitkan pada 12 Rabiul Awal 913 Hijriah atau 23 Juli 1507, oleh Sultan Ali Mughayat Syah dan ditemukan oleh Tan Sri Sanusi Junid. Salah satu poin pentingnya adalah pelaksanaan Maulid Nabi yang dapat mempererat tali silaturahmi antar Desa di Kerajaan Aceh Darussalam.***

 

Editor: Farhan Nurhadi

Tags

Terkini

Terpopuler