Enam Tanda Kamu Sedang Gaslighting

- 12 Juni 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi hubungan toxic
Ilustrasi hubungan toxic /PIXABAY/panajiotis

JURNAL ACEH-Gaslighting merupakan pencucian otak secara spikologis. Ini disebut juga sebagai jenis pelecehan emosional atau mental ketika seseorang menggunakan trik manipulasi dan mengalihkanperhatian untuk mendistraksi kebenaran yang membuat korbannya mempertanyakan realitas mereka sendiri. Gaslighting bisa terjadi dalam semua jenis hubungan dekat, seperti hubungan keluarga, hubungan romantasi, hubungan pertemanan dan rekan kerja, Sabtu, 12 Juni 2021.

Dikutip dari thehealty, Gaslighting memang terlihat tidak berbahaya namun sebenarnya itu termasuk pelecehan yang merusak. Robin Stern, PhD, seorang Psikoanalis dan pendiri asosiasi Yale Center for Emotional Intelligence menyatakan bahwa ketika orang yang dicintai merusak realitas anda, anda akan terjebak dalam perasaan buruk sepanjang waktu, anda akan merasa buruk, merasa tidak mampu dan merasa gila.

Gaslighting ini cukup berbahaya karena korbannya akan dipaksa untuk tidak percaya dengan diri mereka sendiri, kemudian korban hanya akan mempercayai persepsi orang lain yang bisa mengarahkan korban pada perasaan tidak berdaya, tidak melihat permasalahan dengan jelas, tidak mampu membuat keputusan, masalah memori, depresi hingga cemas.

Baca Juga: Doni Monardo, dari Citarum ke Asahan

Psikoterapis Stephani Sarkis, penulis Gaslighting: Mengenal Orang Manipulatid dan Emosional Abusive menyebut bahwa gaslighter akan mencintai anda dengan kasih sayang dan perhatian. Gaslighter akan memberi hadiah sebagai cara untuk mendapat kendali dan membuat anda mempercayai mereka.

Lalu setelah anda mencintai mereka, sedikit demi sedikit mereka akan menyakiti dan mengkritisi anda. Sebenarnya dari awal gaslihting ini bisa diketahui dari pelaku yang terus menerus mengajukan banyak pertanyaan pribadi, mendesak keintiman dengan sangat cepat seperti memberi anda banyak hadiah atau pernyataan cinta.

Menurut Stern, ada tiga fase utama yang dilalui korban selama proses gaslighting, yakni:
1. Ketidakpercayaan: saat-saat pertama mungkin gaslighter akan mencoba mengubah kenyataan anda. Anda bisa saja tidak mempercayai mereka dan memberi tahu bahwa mereka salah atau mereka salah memahami situasi.

Baca Juga: Pensiun dari BNPB, Doni Monardo Ditunjuk Jadi Komisaris Utama PT Inalum

2. Pertahanan: semakin gaslighter menyulut anda semakin anda mencoba mempertanyakan apakah gaslighter itu ada benarnya? Tap anda mencoba membela diri. Anda akan mencoba untuk menyangkal pernyataan mereka dengan logika atau mencoba bernalar dengan mereka, tapi anda akan mencoba untuk melihat dari sudut pandang mereka juga agar merasa adil.

3. Depresi: setelah beberapa saat anda mempercayai mereka terutama terhadap kritik mereka pada rasa takut yang anda miliki. Gaslighter akan membuat anda merasa tidak aman dan mempertanyakan realitas anda, semakin anda akan mempercayai penjelasan mereka. Seiring waktu anda mencapai titik dimana kepercayaan diri anda hancur dan anda tidak percaya pada diri anda lagi.

Istilah Gaslighting ini muncul saat film berjudul “Gaslight” pada tahun 1944 muncul. Menceritakan seorang suami yang meyakinkan istrinya bahwa dia menjadi gila untuk menutupi pembunuhan dan mencuri. Suaminya melakukan trik manipulasi secara terus menerus hal-hal di lingkungannya, termasuk mengganti lampu gas dan menyangkal kenyataan yang membuat sang istri mengira ia sakit jiwa dan tidak mau keluar dari rumahnya. Saat ini banyak sekali bentuk gasligthting ini, misalnya:

Baca Juga: Kasus Baru Covid-19 Tambah 284 Orang, 103 Berasal dari Banda Aceh

“Kamu tidak lapar, kamu baru saja makan” yang dilakukan oleh orang tua. Stern melihat seorang ayah dan anaknya di taman. Sang ayah mengatakan untuk tidak melarika diri akan tetapi anak tersebut tetap berlari, tersandung dan melukai dirinya sendiri. Alih-alih menghiburnya sang ayah malah berteriak “apa yang kau lakukan sekarang? lihat kekacauan yang kau buat” seolah-olah anak itu melakukannya dengan sengaja.

Stern melihat bukan masalah karena si anak tidak menurut dan akibatnya terluka. Melainkan sang ayah yang merasa bahwa perasaannya disakiti itu salah dan membuat pengalamannya menjadi tidak valid. Alih-alih belajar tentang berhati-hati, si anak belajar bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya.

“Aku melakukannya karena aku mencintaimu,” Gaslighting sebagai cara untuk menunjukkan cinta. Beberapa gaslighter percaya bahwa mereka memanipulasi korban mereka karena alasan mereka mencintai mereka dan menginginkan yang terbaik, dan menganggap mereka tahu apa yang lebih baik daripada orang itu sendiri.

Baca Juga: BSI Buka Lowongan Kerja di seluruh Indonesia, Diutamakan Kandidat dengan Kemampuan Komunikasi Yang Baik

Misalnya seorang wanita melamar pekerjaan yang dia inginkan dan sangat berharap untuk lolos tahap wawancara. Namun pasangannya berkata bahwa pekerjaan tersebut tidak cocok untuknya dan perusahaan tersebut tidak kunjung memberinya kabar.

Sehingga membuat wanita tersebut menguhubungi perusahaan itu untuk menanyakan hasilnya yang mendapati bahwa mereka dihubungi pasangannya bahwa si wanita tidak jadi untuk melamar kerja disana karena beberapa alasan. Saat bertanya pada pasangannya hanya menjawab bahwa itu untuk kebaikan wanita tersebut dan dia tau wanita tersebut akan lebih bahagia tidak bekerja dan tinggal di rumah.

Korban kemudian akan kebingungan harus memilih untuk percaya bahwa orang mereka cintai benar-benar tau apa yang mereka butuhkan dari diri mereka sendiri butuhkan. Dalam beberapa kasus bahkan korban akan berhenti mencoba untuk membuat keputusan bagi diri mereka yang membuat pasangan mengendalikan diri mereka sepenuhnya.

Baca Juga: Jadwal Lengkap EURO 2020, Dini Hari Nanti Italia Versus Turki

“Aku gak selingkuh, Kamu aja yang curigaan,” Gaslighting juga termasuk menangkis kesalahan. Salah satu alasan paling umum untuk gaslighting adlaah bahwa dengan mengubah kenyataan. Gaslighter dapat menjadi palying victim dari perilaku buruk mereka sendiri. Stern mengungkapkan bahwa sering menemui kasus perselingkuhan yang mana seorang pria akan memberitahu istrinya terlalu sensitif atau terlalu cemburu ketika istrinya menanyakan hubungan si suami dengan rekan kerjanya yang terlihat terlalu mesra.

Lalu ketika dipergok, si suami akan menyalahkan istrinya yang cuek dan tidak memuaskan hubungan seksualnya. Dari pada membicarakan mengenai komitmen hubungannya dan kesalahannya menjalin hubungan dengan wanita lain, si suami akan menyalahkan kegagalan istirinya.

Stern menyebut ini merupakan salah satu cara gaslighter untuk membuat terlihat benar dan yang salah adalah sang istri.

Baca Juga: Gege Akutami Sakit, Serial Jujutsu Kaisen Hiatus Sementara Waktu

“Tidak ada yang akan mencintaimu selain aku,”. Gaslighting juga akan mengisolasi korban dari teman dan keluarga dan ini termasuk dalam jenis kekerasan dalam rumah tangga. Biasanya pelaku gaslighter akan mencoba memisahkan pasangan mereka dengan keluarga atau teman dengan membengkokkan kenyataan.

Tujuan ini adalah agar ucapan kebenaran teman-teman atau keluarga mereka tidak digubris oleh pasangan mereka. Pelaku ingin menjadi satu-satunya dan menjadi utama dipikiran pasanganya. Biasanya pelaku akan membuat kebohongan dengan berkata teman atau keluarga pasangannya bergosip dibelakangnya sehingga membuat hubungan si korban dengan teman dan keluarganya renggang.

“Kamu yang bikin aku kayak gini,” Gaslighting termasuk ketika si pelaku marah dan mendiamkan korban atau malah mengamuk luar biasa. Pelaku akan menggunakan trik ini untuk mencoba menghukum korban mereka dan mendapatkan kendali atas mereka. Contohnya suami yang tidak keluar dari rumah mereka setelah bertengkar dengan istrinya, ketika si suami pulang ia akan mendiamkan sang istri dan bertindak seolah-olah mereka tidak saling mengenal yang membuat istrinya tidak nyaman dan akhirnya meminta maaf hingga putus asa untuk dimaafkan.

Baca Juga: Remaja Putri Asal Jambi Jual Motor Ayah untuk Temui Kenalan di Facebook di Jakarta

“Kamu terlalu sensitif,” salah satu sifat gaslighter adalah narsistik. Mereka akan menilai diri anda kurang dalam segala aspek dan membuat anda bergantung pada mereka. Gaslighter ini sebenarnya cemburu dengan keterampilan yang anda punya namun mereka memanipulasi dan membuat anda tidak yakin dengan keterampilan anda sendiri. Biasanya setelah menyakiti orang lain yang dengan sengaja para gaslighter akan merasa puas dan merasa diri mereka ‘tinggi’dan hal itu memberi mereka kesenangan.

Sebenarnya, gaslighting ini bisa terjadi kapan saja dan anda bahkan mungkin tidak menyadarinya. Jadi apa yang harus anda lakukan saat berada di posisi ini?
Langkah pertama adalah mengetahui saat anda di ‘gaslighting’ ini. Fokus pada perasaan anda selama percakapan atau perlakuan dari pada apa yang ‘benar’ ini. Stern menyebut tidak apa-apa anda mengatakan bahwa “saya tidak peduli siapa yang benar atau yang salah, tapi cara anda berbicara kepada saya agresif dan kasar dan saya tidak akan melanjutkan percakapan ini”.

Namun sayang biasanya gaslighter ini tidak merespon dengan baik korban mereka cenderung akan membela diri untuk mengendalikan korban mereka. Seringkali satu-satunya cara untuk menghentikan gaslighting ini adalah dengan menjauh dari hubungan itu.
Jika anda memutuskan untuk pergi dari hubungan itu lakukan hati-hati karena tidak jarang gaslighter bertindak abusive. Bicarakan rencana anda tersebut dengan teman atau keluarga anda jika memungkinkan juga dengan terapis anda untuk membuat rencana memutuskan hubungan dengan baik.

Baca Juga: Wheein Putuskan Tak Lanjutkan Kontrak di RBW Entertaiment

Setelah berpisah dari gaslighter sebaiknya putuskan dari semua kontak agar tidak ada celah pelaku gaslighter menghubungi anda dan berjanji manis dengan anda.

Editor: Safrizal


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah