JURNALACEH.COM - Perusahaan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibagi ke dalam beberapa klaster atau disebut holdingisasi. Salah satunya holding BUMN Pariwisata.
Holdingisasi yang dimulai semasa Menteri BUMN Erick Thohir ini bertujuan untuk memperbaiki struktur permodalan, melakukan konsolidasi aset, hutang dan modal keseluruhan sehingga kapasitas leverage lebih meningkat.
Selain itu, holdingisasi juga berguna untuk menurunkan cost of capital karena kredit rating secara umum menjadi lebih baik.
Baca Juga: Terbaru! 4 Wisata Trawas Bikin Liburanmu Lebih Berwarna
Dari ratusan perusahaan pelat merah yang bergerak di berbagai bidang dibagi ke dalam beberapa klaster lalu menjadi holding BUMN atau induk perusahaan BUMN.
Mulai dari Holding Asuransi Penjaminan, Holding Farmasi, Holding Ultra Mikro, Holding Pariwisata, Holding Jasa Survei, Holding Pangan, Holding Pertahanan dan Holding Danareksa.
Baca Juga: 10 Contoh Banner Isra Mi'raj 2023 Berdesain Menarik, Gratis
Nah, di Holding Pariwisata ada 6 perusahaan BUMN yang digabung. Induknya adalah PT Aviasi Pariwisata Indonesia.
Jokowi Luncurkan InJourney, Holding BUMN Pariwisata
Pada awal tahun 2022, Presiden Joko Widodo alias Jokowi resmi meluncurkan InJourney yang merupakan nama besar dari Holding BUMN Pariwisata.
Baca Juga: BUMN Membuka Lowongan Besar-besaran, 890 Posisi Lihat Cara Daftar Disini!
InJourney terbentuk usai holding tahap satu yang secara resmi dilakukan pada Oktober 2021 lalu dan beranggotakan enam perusahaan pelat merah.
Keenam perusahaan BUMN Pariwisata di bawah holting InJourney itu antara lain PT Aviasi Pariwisata Indonesia, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko serta terakhir PT Sarinah.
Jokowi meyakini pembentukan holding ini akan menjadi titik balik transformasi ekosistem pariwisata yang lebih baik.
Baca Juga: Transisi Tiga Bank Syariah BUMN Menjadi BSI Sisakan Kendala Teknis
"Kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan, momentum untuk melakukan penataan, momentum untuk melakukan transformasi, membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh," ucap Jokowi.
Target Aset Rp 260 Triliun di 2024
Menteri Erick juga pede kalau aset holding BUMN tembus hingga Rp 260 triliun di 2024 mendatang.
"Mudah-mudahan total aset holding ini (Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung) Rp260 triliun dengan potensi penjualan (pendapatan) yang terus meningkat," ungkap Erick dalam peluncuran Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Kamis, 13 Januari 2022. ***