Sah, Aceh Ditetapkan Sebagai Tuan Rumah Peringatan Pengurangan Risiko Bencana Se-Indonesia 2024

13 Oktober 2023, 23:01 WIB
Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki saat memberikan pidato sambutan setelah menerima bendera petaka PRB 2024 di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Acara tersebut berlangsung dari pukul 14.30 S/d 17.00 WITA Jumat 13 Oktober 2023. Humas BPPA /

JURNALACEH.COM- Aceh resmi ditetapkan sebagai tuan rumah Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Nasional tahun 2024.

Kabar baik tersebut ditandai dengan penyerahan bendera pataka Bulan PRB Nasional oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyono Kepada Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki selaku Tuan Rumah Bulan PRB tahun 2024 saat acara puncak Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Nasional tahun 2023 di Claro Hotel, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat 13 Oktober 2023.

Selain menerima pataka Bulan PRB Nasional. Aceh juga mendapatkan perhargaan tingkat nasional dalam kegiatan tersebut.

Baca Juga: Terbukti Melanggar IUP, Pemerintah Aceh Cabut Izin Operasi PT Bina Mineral Utama

Perhargaan itu diterima Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPPA) Dr Ilyas atas kinerja Instansinya yang dinilai telah sukses menjadi BPBD terbaik dalam katagori Perencanaan dan Tata Kelola Gudang Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana Tingkat Provinsi Wilayah Barat.

Dalam kesempatan tersebut Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki menyampaikan rasa terimakasih kepada BNPB dan seluruh pihak yang mempercayakan Aceh sebagai tuan rumah.

"Terimakasih telah mempercayakan Aceh sebagai tuan rumah untuk menyelenggarakan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tahun 2024, kami akan siap menyambut Ibu dan Bapak di Aceh," kata Marzuki saat memberikan pidato sambutannya.

Baca Juga: Geger! Warga Temukan Kerangka Manusia Dicor Dalam Drum Di Aceh Besar

Momentum ini, kata Marzuki, merupakan sebuah semangat bagi Pemerintah dan Masyarakat Aceh. Apalagi saat ini Aceh berkomitmen untuk meningkatkan kesiapsiagaan demi mengurangi berbagai resiko kebencaan masa depan dengan menyusun lima rencana strategis.

Diantaranya yakni mengembangkan mitigasi bencana yang komprehensif, edukasi kesadaran masyarakat tetang resiko bencana, membangun infrastuktur tahan bencana, meningkatkan sistem peringatan dini tanggap darurat dan melibatkan masyarakat untuk implementasi upaya mitigasi.

"Poin-poin ini merupakan sebuah bentuk komitmen kita sebagai daerah yang rentan terhadap kejadian bencana seperti gempa bumi, tsunami dan banjir," katanya.

Baca Juga: Toko Tempat Mereka Bekerja Bangkrut, BPPA Bantu Pulangkan Dua Warga Aceh, Salah Satunya Alami Stroke

Disisi lain, Marzuki berpandangan dalam upaya mengurangi resiko bencana ada beberapa strategi yang harus dilakukan. Salah satunya yakni meningkatkan ketangguhan masyarakat yang kerab menjadi korban bencana.

"Karena kita ketahui setiap korban bencana memiliki resiko yang luar biasa, dapat berupa kematian, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, dan gangguan kegiatan masyarakat. Ini bisa kita atasi dengan cara meningkatkan ketangguhan tadi," ujarnya.

Oleh sabab itu, untuk menunjang hal tersebut perlu adanya pendidikan pengurangan resiko bencana untuk masyarakat yang rentan terkena bencana tersebut.

Baca Juga: Tiktoker Asal Aceh Abu Laot Ditangkap Polisi di Jawa Barat, Ini Kasus yang Menjeratnya

"Pendidikan yang saya maksud sangat penting, tujuannya untuk mewujudkan budaya siap siaga serta kesadaran dalam menghadapi ancaman bencana sekaligus sebagai wujud pendidikan pembangunan berkelanjutan," katanya.

Puncak Peringatan Bulan Resiko Bencana Tahun 2023 diadakan di Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, yang dihadiri langsung Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof. Muhadjir Effendy bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto.

Menko PMK RI Muhajir Effendy mengatakan bencana saat ini yang harus menjadi perhatian untuk kita semua adalah dampak El Nino yang diprediksi akan, dan sudah melanda sejumlah daerah di Indonesia, yakni musim kemarau panjang.

Baca Juga: Dua Ruas Jalan Tol di Aceh Batal Dibangun dan Keluar dari PSN, Ini Alasannya

"Ini perubahan iklim, dimana permukaan laut di belahan dunia menjadi teduh yang mengakibatkan dingin. Dan ketika dingin mengundang awan-awan datang dan berkumpul, menyebabkan panas yang berdampak pada kemarau panjang," kata Menko.

Untuk itu, melalui kegiatan bulan PRB ini hendaknya para pimpinan daerah di seluruh Indonesia untuk selalu siap siaga dalam mengantisipasi terjadinya fenomena alam yang selalu berubah.

Disamping itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Sulawesi Tenggara sebagai tuan rumah penyelenggara bulan PRB tahun ini, dan menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Aceh yang telah bersedia dan siap sebagai tuan rumah di Tahun 2024.

Baca Juga: Jumat Curhat Polres Aceh Tamiang, Warga Keluhkan Tanggul Perusahaan Hingga Kegiatan Setrum dan Racun Ikan

Aceh yang merupakan daerah yang pernah mengalami salah satu bencana dasyat berupa gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 menjadikan Aceh tempat pembelajaran yang paling baik bagi peserta Bulan PRB tahun 2024. ***

Editor: Farhan Nurhadi

Tags

Terkini

Terpopuler