JurnalAceh.com- Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai perseteruan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dengan putri Yenny Wahid semakin memperburuk kondusifitas PKB. Sebab sebelumnya, hubungan Cak Imin juga tidak harmonis dengan PBNU.
Harusnya, Cak Imin nilai Adi tak perlu tersinggung dengan pernyataan Yenny. Sebab, putri Gus Dur itu tidak menyebut langsung nama politisi yang survei elektabilitasnya rendah agar tidak ngotot maju di Pilpres 2024 mendatang.
"Yenny bicara normatif, enggak mention nama, tapi Cak Imin tersinggung. Omongan Cak Imin langsung ngegas, yang padahal pernyataan Yenny berlaku umum. Karena memang banyak kan tokoh lain yang elektabilitas rendah," kata Adi ketika dikonfirmasi, Kamis, 23 Juni 2022.
Baca Juga: MTQ Bener Meriah Hampir Usai, Kafilah Nagan Raya Masuk Final
Jika diteruskan, perseteruan semacam ini justru tidak kondusif bagi PKB. Sebab yang diserang adalah putrinya Gusdur.
"Minimal Gusdurian akan panas juga dengan serangan Cak Imin ini. Ditambah sebelumnya, Cak Imin juga sudah tidak harmonis dengan NU. Ini tidak kondusif bagi PKB," tandasnya.
Ia menilai, terpancingnya Imin tidak terlepas dari persoalan masa lalu. Yaitu perang lanjutan yang belum selesai sampai sekarang.
Baca Juga: PMK Makin Mewabah, Pemerintah Bentuk Satgas yang Dipimpin oleh Kepala BNPB
Perang itu dipicu setelah Cak Imin yang ketika itu memegang tongkat kepemimpinan PKB dipecat oleh Gusdur setelah sekitar 3 tahun menjabat.
Terpilih tahun 2005 di Muktamar Semarang, Jawa Tengah. Dipecat tahun 2008. Ia dipecat oleh Gus Dur lantaran dinilai terlalu dekat dengan penguasa saat itu, yakni Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).