Bullying Memang Kejam, Akibatnya Nyawa Anak SD Tasikmalaya Hilang, Sungguh Sangat Memilukan

- 21 Juli 2022, 17:38 WIB
Ilustrasi bullying.
Ilustrasi bullying. /Pixabay/azmeyart-design/Pixabay

JURNALACEH.COM - Bullying adalah tindakan mengintimidasi dan memaksa seorang individu atau kelompok yang lebih lemah untuk melakukan sesuatu diluar kehendak mereka.

Bentuk yang paling umum dari bentuk penistaan/bullying di sekolah adalah pelecehan verbal yang bisa datang dalam bentuk ejekan, menggoda atau meledek dalam penyebutan nama.

Jika tidak diperhatikan, bentuk penyalahgunaan ini dapat meningkat menjadi teror fisik seperti menendang, meronta-ronta bahkan pemerkosaan.

Baca Juga: Dongkrak Harga Sawit di Atas Rp 4.000 Perkilogram, Apkasindo Aceh Usulkan Ide Gila Ini...

Perlakuan bullying dilakukan karena seseorang ingin mencari perhatian dari teman sebayanya, atau karena mengganggap dirinya merasa penting dan merasa memegang kendali.

Dalam hal ini terkadang orang tua sering tidak menyadari jika anaknya menjadi korban bullying di sekolah.

Baru baru ini, dikabarkan di sebuah sekolah di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Seorang anak berinisial PH (11) harus kehilangan nyawa akibat depresi karena di bully oleh teman teman SDnya.

Baca Juga: Kejati DKI Jakarta Tahan Tiga Tersangka Dugaan Korupsi Kasus Mafia Tanah

Atas kejadian tersebut tentunya kedua orang tuanya Ad (41) dan Ti (39), warga Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya pun berduka atas kepergian sang anak.

Di rumah gubuk berdinding bilik dan papan, keduanya tampak sedih saat bercerita tentang pengalaman pahit yang diderita anak lelakinya tersebut.

Ibu korban, Ti menuturkan anaknya sering mengeluhkan sakit tenggorokan dan kerap kali dipukul teman sepermainan.

Baca Juga: Remaja 19 Tahun Tenggelam di Kreung Tripa Nagan Raya, Belum Ditemukan, Keluarga Korban Lakukan Doa dan Zikir

Murid kelas VI sekolah dasar di Singaparna, Tasikmalaya tersebut juga mengaku sempat dipaksa serta direkam untuk menyetubuhi Kucing. Sungguh Tragis...

Dilansir dari laman Pikiran-Rakyat.com, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, mengatakan, awal kejadian perisakan tersebut mengemuka dan diketahui melalui rekaman video di media sosial yang menyebar.

Video tersebut menunjukkan korban yang dipaksa sejumlah orang yang diduga teman-temannya untuk menyetubuhi seekor kucing.

Baca Juga: Jika Maming Mangkir Lagi, LPSAK Desak KPK Jemput Paksa

"Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi, dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainan nya," tutur Ato Rinanto, Rabu 20 Juli 2022., di kutip JurnalAceh.com Kamis, 21 Juli 2022.

Akibat kerap menjadi korban perundungan, anak kedua dari pasangan Ad dan Ti itu terlihat murung dan enggan keluar rumah.

Bahkan, korban enggan makan dan minum hingga kesehatannya terganggu hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit.

Baca Juga: Sempat Digadang-gadang Jadi Pj Bupati, Sekda Abdya Salman Alfarisi Tak Direkomendasi DPRK Abdya

Sayangnya, nyawa bocah SD tersebut tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.

Kedua orangtua PH pun saat ini masih terpukul atas kepergian sang anak, dan kondisi psikisnya belum stabil.

"Kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya," kata Ato Rinanto.

Sementara itu, Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi santoso, mengaku belum menerima laporan soal kejadian tersebut.

Meski begitu, pihaknya segera ke lokasi guna melakukan pendalaman dan penyelidikan.

"Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman," ujar Dwi Santoso.***

 

  

Editor: Muharryadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah