JURNALACEH.COM- Perayaan Maulid Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassalaam (SAW) dilaksanakan oleh umat Islam tahun ini di Nusantara hingga seluruh dunia pada pada 8 Oktober 2022 atau tepatnya pada 12 Rabiul Awal kalender Hijriah.
Pada momentum tersbut, Msyarakat sudah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelum merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, bahkan ada benerapa kalangan masyaralat yang menabung untuk melaksanakan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Seperti dilansir dari catatan Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi (2015), umat Muslim telah melakukan perayaan Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhammad (SAW) sejak tahun kedua Hijriah.
Kemudian, catatan tersebut menjelaskan bahwa seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyiddatang. Datang ke Madinah dan memerintah penduduk setempat untuk melakukan perayaan Maulid atau kelahiran Nabi Muhammad (SAW), hal itu merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.
Berdasarkan sejarah itu, hingga saat ini masyarakat muslim seluruh dunia masih menjalankan dan terus melaksanakan perayaan Maulid Nabi Muhammad (SAW) dengan berbagai tradisi yang berbeda-beda. Selanjutnya hal tersebut juga tidak terlepas dari masyarakat Indonesia yang juga merupaka mayoritas umat muslim dan dikenal dengan berbagai budaya, suku hingga bahasa.
Seperti salah masyarakat Aceh misalnya, yang selalu merayakan Maulid Nabi dengan cara berzikir bersama, hingga melakukan kenduri di berbagai meunasah (titik kumpul masyarakat desa untuk melakukan berbagai acara ke islaman hingga ibadah) dan membagikan makanan dengan ciri khas Aceh.
Baca Juga: Tradisi Aceh Saat Maulid Nabi, Masakan Bu Minyeuk Hingga Bulukat
Lantas bagaimana tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad (SAW) di berbagai wilayah Indonesia? Berikut penjelasannya.
3. Tradisi Kesultanan Yogyakarta atau dikenal Grebek Maulid