Beda Pendapat Soal Dampak Gas Air Mata Kadaluarsa

- 11 Oktober 2022, 08:40 WIB
Gas air mata di Kanjuruhan. Polisi akui ada gas air mata kedaluwarsa
Gas air mata di Kanjuruhan. Polisi akui ada gas air mata kedaluwarsa /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto.

JURNALACEH.COM - Pihak kepolisian sudah mengakui bahwa gas air mata yang digunakan di Stadion Kanjuruhan, usai laga Arema vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) lalu kadaluarsa. Tapi masalah kemudian muncul, terjadi perbedaan pendapat soal dampak gas air mata yang kadaluarsa itu.

Penggunaan gas air mata kadaluarsa diakui oleh Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo. Temuannya, ada gas air mata "mati tanggal" di tahun 2021 yang ditembakkan dalam kericuhan di Stadion Kanjuruhan, lalu.

Pengakuan itu mengamini temuan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), belum lama ini.

Baca Juga: Rhenald Kasali: Alasan Laga Arema vs Persebaya Digelar Malam, Ada Dugaan Untuk Akomodir Iklan Rokok

"Saya masih belum tahu jumlahnya, tapi ada beberapa (kadaluarsa),” kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, seperti dilansir Antara, kemarin.

Kendati demikian, ia memastikan sebagian besar gas air mata atau (chlorobenzalmalononitrile/CS) yang digunakan saat itu adalah gas air mata yang masih berlaku dengan jenis CS warna merah dan biru.

Jenderal polisi bintang dua itu menjelaskan ada tiga jenis gas air mata yang digunakan oleh personel Brimob di seluruh Indonesia, yakni warna merah, biru dan hijau. Penggunaannya pun diatur sesuai eskalasi massa dan tingkat kontijensi yang terjadi.

Baca Juga: Lebih dari 150 Ribu Data Honorer Tidak Sesuai Pendataan Non ASN, BKN Minta Intansi Lakukan Ini

Gas air mata warna hijau yang digunakan pertama berupa smoke (asap), saat ditembakkan terjadi ledakan di udara yang berisi asap putih. Gas air mata kedua, yaitu berwarna biru untuk menghalau massa bersifat sedang.

"Jadi, kalau klaster dalam jumlah kecil digunakan gas air mata tingkat sedang," katanya.

Gas Air Mata Tidak Mematikan

Klaim bahwa gas air mata menjadi penyebab kematian ratusan penonton di Stadion Kanjuruhan dibantah oleh Dedi. Hal itu berlaku untuk gas air mata dengan kadar CS rendah, sedang maupun tinggi.

Halaman:

Editor: Ade Alkausar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x