Beda Pendapat Soal Dampak Gas Air Mata Kadaluarsa

- 11 Oktober 2022, 08:40 WIB
Gas air mata di Kanjuruhan. Polisi akui ada gas air mata kedaluwarsa
Gas air mata di Kanjuruhan. Polisi akui ada gas air mata kedaluwarsa /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto.

Baca Juga: Rekomendasi Teks Singkat Pidato Maulid Nabi Anak SD 2022

"Jadi, mengutip kata pakar, semua tingkatan ini, CS atau gas air mata dalam tingkat tertinggipun tidak ada yang mematikan," jelasnya.

Efektifitas Gas Air Mata Kadaluarsa Berkurang

Dedi menampik klaim bahwa dampak gas air mata kadaluarsa lebih berbahaya dibanding gas air mata yang belum mati tanggal.

Menurutnya gas air mata berbeda dengan makanan yang menimbulkan jamur dan bakteri hingga bisa mengganggu kesehatan saat kadaluarsa. Efektivitas gas air mata ini berkurang ketika sudah kadaluarsa.

Ia menjelaskan, gas air mata kedaluwarsa akan membentuk partikel-partikel seperti serbuk bedak saat ditembakkan. Partikel-partikel kecil yang dihirup ini jika mengenai mata akan mengakibatkan perih.

Baca Juga: Tanggapan DPR Soal Guru PPPK yang Tidak Dapat Formasi

"Jadi, kalau misalnya sudah expired, justru kadarnya berkurang secara kimia, kemudian kemampuan gas air mata ini juga menurun," kata Dedi.

Klaim pihak Polri ini bertolak belakang dengan pendapat Dosen Kimia Simon Bolivar University, Monica Krauter. Hasil penelitiannya menemukan bahwa gas air mata kadaluarsa dapat terurai menjadi gas sianida, nitrogen, dan fosgen.

Sehingga, efektifitas bukan menurun. Justru dampak dari gas air mata kadaluarsa akan lebih berbahaya.

Baca Juga: Temui Masyarakat Hindu Bali, Anies Baswedan: Saya Pamit Tapi Tak akan Pergi dari Jakarta

Senyawa gas air mata kadaluarsa yang terurai tersebut bisa meracuni manusia. Jika terpapar dalam jumlah kecil, gas sianida dapat mudah larut dengan lendir. Namun, jika sebaliknya, sel tubuh akan kesulitan menjalankan fungsinya bahkan merusak berbagai organ tubuh.

Kandungan Fosgen misalnya. Gas tidak berwarna dan tidak berbau ini dinilai punya dampak paling berbahaya. Tapi gas ini bisa mengakibatkan iritasi, sesak nafas, batuk parah, bahkan mengganggu fungsi jantung.

Sementara nitrogen sebetulnya aman. Dengan catatan, jika bercampur dengan oksigen dalam jumlah tertentu. Terbukti nitrogen tidak membahayakan ketika menjadi gas penyusun 78 persen atmosfer bumi.

Halaman:

Editor: Ade Alkausar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah