Hadits Keutamaan Merayakan Maulid Nabi Muhammad Disebut Palsu, Ini Dasar Argumentasi Muhammadiyah

- 15 Oktober 2022, 22:31 WIB
Maulid Nabi Muhammad SAW menurut Muhammadiyah
Maulid Nabi Muhammad SAW menurut Muhammadiyah /edit Jurnal Aceh/muhammadiyah.or.id

JURNALACEH.COM - Salah satu rujukan banyak kalangan tentang keutamaan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah kitab Madarij al-Suud ila Iktisai al-Burud karya Syaikh Muhammad Nawawi al-Bantani (w. 1314 H/1897).

Dalam kitab tersebut memuat hadis tentang keutamaan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kitab ini merupakan syarah atas teks Aqd al-Jauhar fi Maulid al-Nabi al-Azhar atau Kitab Barzanji karya Syaikh Jafar al-Barzanji (w. 1117 H/ 1705 M).

Seperti diketahui, kitab karya Imam Nawawi al-Bantani maupun Imam al-Barzanji ini cukup populer di Indonesia. Khususnya di lingkungan pesantren-pesantren tradisional. Terutama tiap kali menjelang perayaan Maulid Nabi tanggal 12 Rabiul Awwal.

Baca Juga: 10 Caption Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 dalam Bahasa Inggris dan Artinya

Dalam Pengajian PP Muhammadiyah pada Jumat, 14 Oktober 2022, ahli hadits Atiyatul Ulya dihadirkan untuk mengupas hadits yang selama ini menjadi dalil keutamaan merayakan Maulid Nabi.

Ulama perempuan yang memegang posisi penting di Komisi Fatwa MUI ini mula-mula merinci siapa sebenarnya sosok Syaikh Nawawi al Bantani ini?

“Syaikh Nawawi al Bantani ini adalah ulama asal Indonesia tetapi menetapnya di Arab,” terang Atiyatul Ulya seperti dilansir laman muhammadiyah.or.id.

Baca Juga: Keteladanan Nabi Muhammad, yang Bisa Jadi Materi Ceramah

Ia menjelaskan bahwa banyak karya-karya Syaikh Nawawi al Bantani ini  dijadikan rujukan, terutama di pesantren-pesantren di Indonesia.

Keutamaan merayakan Maulid Nabi ini termaktub dalam kitab Madarij al-Suud. Imam Nawawi al-Bantani menulis hadis tentang keutamaan merayakan Maulid Nabi:

“Nabi Saw bersabda: “Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku, niscaya aku akan memberi syafaat kepadanya kelak pada Hari Kiamat. Dan barang siapa mendermakan satu dirham di dalam menghormati kelahiranku, maka seakan-akan dia telah mendermakan satu gunung emas di jalan Allah”.

Baca Juga: Maulid Nabi Menurut Muhammadiyah, Pandangan PWM Jateng ini Cerdas dan Meneduhkan

Dosen Ilmu Hadis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah ini mengaku telah menelusuri redaksi hadis di atas. Hasilnya tidak ada di dalam kitab-kitab induk hadis.

Hadis tentang keutamaan merayakan Maulid Nabi ini, sebutnya tidak ditemukan dalam kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan An-Nasa’i, dan Sunan Ibnu Majah. Bahkan tidak terdapat pula dalam Musnad Ahmad, Al Muwaththa’ Imam Malik dan Sunan Ad Darimi.

“Kalau kita lacak dengan menggunakan takhrij hadis, riwayat ini tidak ditemukan satu pun dalam kitab induk hadis apapun. Karena tidak ditemukan, maka dalam kajian ilmu hadis biasanya ini masuk dalam kategori indikator hadis palsu,” pungkasnya.

Baca Juga: Teks Contoh Pidato Maulid Nabi Muhammad SAW dalam Bahasa Jawa

Untuk diketahui, sosok yang karib disapa Ati ini adalah salah seorang petinggi di Pimpinan Pusat 'Aisyiyah. Posisinya sebagai Ketua Majelis Hukum dan HAM.

Ia juga memegang peranan penting di Divisi Kajian Al-Qur’an dan Hadits Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Ati dikenal cukup aktif melakukan penelitian dan kerja-kerja intelektual. Sejumlah buku dan jurnal telah diterbitkannya, terutama soal haditsantara lain:

Baca Juga: Perbedaan Maulid, Maulud dan Milad Menurut KH Subhan Ma'mun

  1. Tela’ah Terhadap Hadits Bersiaplah Menghadapi Kefakiran (Fak.Ushuluddin Dan Filsafat Uin Syarif Hidayatullah, 2009)
  2. Kritik kualitas matan hadits perempuan lemah akalnya perspektif salahudin Ibn Ahmad Al-Adlabi(Jurnal Ushuluddin 26 (1), 57-68, 2018)
  3. Living hadith: The phenomena of fidyah prayer and fasting tradition in Indramayu (Atlantis-Press, 2017). ***

Editor: Ade Alkausar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah