InJourney terbentuk usai holding tahap satu yang secara resmi dilakukan pada Oktober 2021 lalu dan beranggotakan enam perusahaan pelat merah.
Keenam perusahaan BUMN Pariwisata di bawah holting InJourney itu antara lain PT Aviasi Pariwisata Indonesia, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko serta terakhir PT Sarinah.
Jokowi meyakini pembentukan holding ini akan menjadi titik balik transformasi ekosistem pariwisata yang lebih baik.
Baca Juga: Transisi Tiga Bank Syariah BUMN Menjadi BSI Sisakan Kendala Teknis
"Kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan, momentum untuk melakukan penataan, momentum untuk melakukan transformasi, membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh," ucap Jokowi.
Target Aset Rp 260 Triliun di 2024
Menteri Erick juga pede kalau aset holding BUMN tembus hingga Rp 260 triliun di 2024 mendatang.
"Mudah-mudahan total aset holding ini (Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung) Rp260 triliun dengan potensi penjualan (pendapatan) yang terus meningkat," ungkap Erick dalam peluncuran Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Kamis, 13 Januari 2022. ***