Ia bertekad hendak mematahkan moril dan kecongkakan mereka. Untuk itu ia siap berlawan tiap saat.
Mendengar rombongan Imam Ali berangkat, orang-orang Quraisy sangat penasaran. Lebih-lebih karena rombongan Imam Ali berani meninggalkan Makkah secara terang-terangan di siang hari.
Orang-orang Quraisy menganggap bahwa keberanian Imam Ali yang semacam itu sebagai tantangan terhadap mereka.
Orang-orang Quraisy cepat-cepat mengirim delapan orang anggota pasukan berkuda untuk mengejar Imam Ali dan rombongan.
Pasukan itu ditugaskan menangkapnya hidup-hidup atau mati. Delapan orang Quraisy itu, di sebuah tempat bernama Dhajnan berhasil mendekati rombongan Imam Ali.
Setelah Imam Ali mengetahui datangnya pasukan berkuda Quraisy, ia segera memerintahkan dua orang lelaki anggota rombongan agar menjauhkan unta dan menambatnya.
Ia sendiri kemudian menghampiri para wanita guna membantu menurunkan mereka dari punggung unta.
Seterusnya ia maju seorang diri menghadapi gerombolan Quraisy dengan pedang terhunus.
Rupanya Imam Ali hendak berbicara dengan bahasa yang dimengerti oleh mereka. Ia tahu benar bagaimana cara menundukkan mereka.