Simak, Ilmu Parenting pada Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS

- 7 November 2022, 18:11 WIB
Ilustrasi/ Timur Weber/ Pexels
Ilustrasi/ Timur Weber/ Pexels /

JURNALACEH.COM- Parenting atau pola asuh merupakan sebuah proses interaksi penuh atara orang tua dengan anak, seperti pemeliharaan, pemberian makan, membersihkan, melindungi anak maupun proses sosialisai anak dan sekitar.

Pada kesempatan kali ini sudut pandang Parenting akan diangkat dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail AS.

Perlu disadari bersama bahwa proses mendidik anak bukan hanya sekedar di sekolah saja, akan tetapi di mana saja bisa menjadi perantara untuk mendidik anak untuk mengajarkan berbagai banyak hal. Sebagiamana pesan Ki Hajar Dewantoro sebagai bapak pendidikan di Indonesia menyampaikan bahwa pendidikan di negri Indonesia dilaksanakan dari tiga tempat, yaitu keluarga, sekolah dan organisasi.

Baca Juga: Hasil Seleksi Administrasi PPPK Tenaga Kesehatan (Nakes) Tahun 2022

Mapa Ayu Pratiwi dalam penelitiannya memaparkan bawah kesuksesan Nabi Ibrahim mendidik Nabi Ismail terlihat pada kesemangatan Nabi Ismail dalam proses belajar (long life learning).

Pada analisa kali ini menggunakan teori parenting mengenai tantangan orang tua dalam mengasuh anak yang berindikatorkan melalui prilaku anak, tak lain salah satu keberhasilan Nabi Ibrahim mendidik anaknya terlihat pada prilaku Nabi Ismail yang semangat dalam berproses untuk belajar.

Baca Juga: Jasa dan Keteladanan Nabi Ismail dalam Mendirikan Baitullah

Sebagaimana pada sebuah kisah yang mana Nabi Ismail sangat pandai berbahasa Arab yang telah diajarkan para kaum Jurhum, meski tidak secara spesifik Nabi Ibrahim maupun Hajar mengajarkan pola long life learning, tetapi kesiapan dan kesemangat Nabi Ismail dalam mencari ilmu terlihat begitu jelas pada sikap Nabi Ismail, hasil analisa sangat menyakin bahwatak lain dan tak jauh dari peran orang tua dalam mengasuh Kemudian menganalisa pola berpikir Nabi Ismail yang berpikir secara rasional dan konseptual, dengan merujuk sebuah fenomena ketika bagaimana Nabi Ismail mengambil keputusan saat fenomena penyembelihan qurban, dapat dipastikan bahwa Nabi Ismail berpikir secara rasional sekaligus konseptual sangat memungkin dengan pola berpikir demikian melahirkan ide-ide yang kreatif.

Sehingga sangat wajar Nabi Ismail memiliki nalar untuk berijtihad dalam melaksakan perintah- perintah Allah.

Dengan ciri-ciri demikian termasuk sebagai indikator keberhasilan Nabi Ibrahim dalam mendidik Nabi Ismail. Fenomena penyembelihan qurban telah menjawab secara utuh, sifat Nabi Ismail yang sangat responsif, memiliki keberanian, rasa penuh tanggung jawab, dan kepekaan terhadap nilai-nilai yang mengandung kebajikan. Merupakan sebuah indikator keberhasilan Nabi Ibrahim mendidik Nabi Ismail.

Halaman:

Editor: Farhan Nurhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah