Kisah Perjuangan Cut Nyak Dhien, Pahlawan Wanita Aceh yang di Asingkan ke Pulau Jawa

- 10 November 2022, 15:19 WIB
Cut nyak Dien, ilustrasi sepuluh pertanyaan asah otak tentang pahlawan nasional
Cut nyak Dien, ilustrasi sepuluh pertanyaan asah otak tentang pahlawan nasional /Tangkapan Layar/Instagram @toebeanzart

Perjuangan Cut Nyak Dhien berakhir pada tanggal 4 November 1905, ketika tempat persembunyiannya dikepung dan ditangkap oleh pasukan Belanda.

Setelah situasi membaik, pada 11 Desember 1906, Cut Nyak Dhien diasingkan oleh Belanda ke Sumedang, Jawa Barat,  karena dianggap mengancam keamanan.

Baca Juga: Strategi Teuku Umar dalam Mempertahankan Tanah Rencong pada Masa Penjajahan Belada

Hal ini karena bahkan ketika Cut Nyak Dhien sakit, ia memperkuat semangat perlawanan rakyat Aceh dan tetap berhubungan dengan para pejuang yang belum ditangkap.

Cut Nyak Dhien  awalnya diasingkan ke Batavia (Jakarta), tetapi diminta oleh  Bupati Sumedang, Pangeran Alia Soelia Atmaja, untuk dipindahkan ke wilayahnya yang dianggap lebih aman. 

Di Sumedang, Pangeran Alia Soelia menempatkan Atmaja Cut Nyak Dhien di Rumah Haji Sanusi tidak jauh dari Masjid Agung Sumedang.

Bupati Pangeran Alia Soelia Atmayya sangat prihatin dengan kondisi pahlawan wanita Aceh ini, sehingga semua kebutuhannya terpenuhi dengan baik.

Selama di pengasingan, Cat Nyak Dhien tetap diawasi ketat oleh militer Belanda.

Namun, hal tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk lebih dekat dengan masyarakat sekitar.

Cut Nyak Dhien, yang kondisi matanya memburuk, diasingkan untuk mengajarkan Islam, termasuk membaca  dan membaca Al-Qur'an.

Halaman:

Editor: Farhan Nurhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah