Bagaimana Kondisi Masyarakat Aceh Menjelang Agresi Belanda? Tetap Bertahan Hidup Didalam Kemiskinan

15 November 2022, 19:15 WIB
Ilustrasi /Web Presentations Universitas Leiden /

JURNALACEH.COM- Sejak abad ke-16, perairan Nusantara sering didatangi kapal-kapal asing, antara lain dari Inggris, Portugal, dan Spanyol.

Tujuan utama kedatangan mereka adalah untuk mencari rempah-rempah yang menjadi komoditas  paling didambakan dan menguntungkan di pasar Eropa.

Dengan alasan seperti itu, mereka berusaha mencari rempah-rempah langsung di negara asal nusantara.

Baca Juga: Berikut Daftar Channel TV Digital Wilayah Jakarta dan Sekitarnya, Update Segera Channel TV Anda !

Selain motif ekonomi, mereka tampaknya mencoba menyebarkan agama Kristen. Motif religius ini terlihat pada sikap Portugis ketika berhasil menaklukkan Malaka pada tahun 1511.

Keengganan masyarakat Aceh untuk berhubungan dengan negara-negara Eropa diyakini secara umum dilatarbelakangi oleh keyakinan agama.

Selain Portugal, negara Eropa lainnya juga muncul dalam waktu yang hampir sama, yaitu Belanda dan Inggris. Mereka juga ingin menguasai seluruh nusantara, termasuk Aceh, bahkan seluruh Asia Tenggara.

Pada tanggal 21 Juni 1599, kunjungan Belanda pertama kalinya ke Aceh terjadi ketika dua kapal dagang yang dipimpin oleh Cornelis de Houtmann dan saudaranya Frederick de Houtmann, tiba di pelabuhan ibukota kerajaan Aceh.

Baca Juga: Cara Pengisian SISDMK untuk Input Data Tenaga Kesehatan Baru

Pada mulanya kedatangan kapal-kapal Belanda ini disambut baik oleh Sultan Aceh (Sultan Alauddin Riayat Syah Al Mukanmal, 1588 – 1604).   Dengan hadirnya pedagang Belanda di Aceh, produk Aceh khususnya lada diharapkan dapat dipasarkan sebagai komoditas andalan, dan pasar Aceh akan semakin antusias karena ramainya pengunjung.   

Belanda pertama kali datang ke Aceh ketika Portugis datang ke Nusantara umumnya untuk tujuan perdagangan. Namun, Belanda mereka sedikit menyebarkan agama Kristen, mendominasi, menjajah, memecah belah dan menindas masyarakat aceh.

Dikutip dari buku Trumon Sebagai Kerajaan Berdaulat dan Perlawanan Terhadap Kolonial Belanda di Barat-Selatan Aceh dikatakan bahwa Pengaruh Kolonialisme Belanda di Aceh dimana lebih menekankan dampak negatifnya, baik di bidang pendidikan, ekonomi, masyarakat dan politik.

Baca Juga: Cara Pengisian SISDMK untuk Input Data Tenaga Kesehatan Baru

Pengaruh ini membawa dampak yang besar bagi masa depan masyarakat Aceh.

1. Dampak terhadap Pendidikan, Sebelum Belanda menjajah Aceh, masyarakat Aceh dididik di Daya (Pesantren). Namun, ketika masa penjajahan Belanda membuat pemisahan antara pendidikan agama dan umum. Sepanjang sejarahnya, pendidikan masyarakat Aceh tidak dapat dipisahkan antara pendidikan agama dan umum. Hal itu terjadi karna seperti kota ketahui Aceh selalu menjunjung nilai pendidikan agama sehingga keduanya harus beriringan.

2. Dampak terhadap status sosoal, Sebelum Aceh dikuasai Belanda, struktur sosialnya tercermin dalam birokrasi pemerintahan bangsawan, kyai, dan birokrasi lainnya yang menjadi pendukung utama para penguasa.

Baca Juga: Fungsi SISDMK, Pelamar PPPK Tenaga Kesehatan 2022 Wajib Tahu!

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah masyarakat Aceh sudah terbiasa dengan suasana mufakat dan konflik yang didukung oleh dua kekuatan besar, Ulama dan Ule Balang. Kedua kekuatan ini didukung oleh Sultan, sehingga secara politik ada tiga pilar utama yang mendukung dan memperebutkan keberadaan dan peran agama.

3. Dampak ekonomi, Belanda ke Aceh berdampak besar bagi kehidupan masyarakat setempat. Namun, dasar kehidupan bertani mereka dapat diringkas dalam semboyan “pangule hareukat meugoe” (sumber pendapatan utama adalah pertanian).

Sebelum perlawanan militer berhenti, Belanda menyelesaikan pembangunan jalan raya di sepanjang pantai timur dan barat, dan pada tahun 1914 menyelesaikan jalan raya yang menghubungkan Bireun dan Takengon.

Baca Juga: Cara Pengisian SISDMK untuk Input Data Tenaga Kesehatan Baru

Selain itu, Belanda membangun jaringan kereta api dari Kutaraja (Banda Aceh) hingga perbatasan Aceh dan Sumatera Timur. Kereta api ini awalnya digunakan untuk keperluan militer di Belanda.

Demikian penjelasan singkat mengenai masyarakat pada masa agresi Belanda, semoga bermanfaat. ***

Editor: Farhan Nurhadi

Tags

Terkini

Terpopuler