Kesurupan dari Pandangan Medis, Psikiater, Hingga Upaya yang Harus Dilakukan

- 26 Desember 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi kesurupan.
Ilustrasi kesurupan. /Pexels/Ricardo Esquivel



JURNALACEH - Sebagian tanggapan Kesurupanadalah reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi desosiasi.

Reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya, yang disebabkan adanya tekanan fisik maupun mental.

Dan ada juga memaknai Kerasukan atau kesurupan adalah keadaan kesadaran yang tidak biasa atau berubah dan perubahan perilaku terkait yang konon disebabkan oleh pengendailan tubuh manusia oleh roh, hantu, setan, atau dewa.

Baca Juga: Aceh Siap Padukan Kurikulum Prototipe dengan Kurikulum Lokal

Baca Juga: Menjelang Natal dan Tahun Baru 2022, BPOM Intemsif Pengawasan Pangan.

Baca Juga: Surat Edaran Mendagri, Perihal Pencegahan dan Penanggulangan Varian Omicron

Mereka kehilangan kepribadian yang asli. Yang muncul kepribadian lain. Di tengah masyarakat, kesurupan kerap dikaitkan dengan gangguan jin. Tak sedikit orang yang memanggil ahli agama untuk dibacakan doa saat ada orang yang kesurupan.

Selain itu, tak banyak masyarakat yang mencari tahu informasi ihwal kesurupan dalam pandangan medis, khususnya kedokteran jiwa.

Psikiater kondang, dr. Andri, SpKJ, FAPM, menyebut bahwa kesurupan dalam bahasa psikologis dan psikitris memiliki makna gangguan disosiatif. Sebagaimana dikutip Jurnalaceh.com dari artikel pikiran-rakyat.com yang diterbitkan Sabtu, 25 Desember 2021, dengan Judul, ''Kesurupan dalam Pandangan Medis, Psikiater Ungkap Tanda hingga Terapi yang Bisa Dilakukan.''

Dikatakan olehnya, disosiasi memiliki tanda dan gejala seperti perubahan kesadaran, memori dan atau identitas.

Selain itu ditandai atau dengan gejala perubahan cara pikir, afeksi emosi, fungsi sensorimotor, dan perilaku.

Adapun fenomena yang sering muncul berkaitan dengan disosiasi, yakni amnesia atau hilang ingatan, depersonalisasi atau perasaan seseorang yang merasa jiwanya terlepas dari raga, derelisasi yakni perasaan di mana seseorang merasa terpisah dari pikiran, perasaan, dan lingkungan sekitarnya.

Selain itu, fenomena identity confusion yaitu masalah yang bisa berupa tak mendapatkan dukungan dari keluarga maupun komunitas, tidak memiliki kedekatan hubungan yang positif, kurangnya konsentrasi dalam mengerjakan suatu hal, dan lainnya, serta identity alteration yakni di mana seseorang merasa berubah jadi orang lain.

“Karakter gejalanya berupa perubahan kepribadian disertai dengan amnesia,” kata Andri, seperti dikutip dari slideshare.net Bagus Utomo soal Kesurupan dalam Pandangan Ilmu Kedokteran Jiwa oleh dr. Andri, SpKJ. 

Dikatakan olehnya, gangguan disosiasi dianggap sebagai respons manusia terhadap stres yang terjadi pada masa perkembangan awal.

Adapun terapi yang dapat dilakukan untuk mengatasi keadaaan tersebut, yakni bersifat mengatasi dasar diagnosisnya, psikoterapi dan farmakoterapi.

Sementara itu, terapi yang dapat dilakukan saat terjadinya kejadian, yakni memisahkan yang kali pertama mengalami kesurupan, dan menenangkan orang tersebut.

Dikatakan oleh sang psikiater, jika tak berhasil dengan persuasif, dapat pula menggunakan terapi obat.***(Irwan Suherman/pikiran-rakyat)

Editor: Erliandy, ST.

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x