Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Aceh, Antara Zikir, Bu Kulah dan Surat Wasiat

- 1 Oktober 2022, 00:56 WIB
Zikir Maulid di Aceh
Zikir Maulid di Aceh /Fauzi Jurnal Aceh/Dok. Pribadi

Selain menu nasi dan lauk pauk, dalam perayaan Maulid di Aceh juga terdapat menu tambahan yang disebut dengan bulukat, yakni nasi ketan yang sudah diberi kelapa, lalu dibungkus dengan daun pisang dengan bentuk seperti limas.

Biasanya bulukat ini dibagikan kepada para undangan dengan sistem satu bungkus perorang terlebih dahulu. Bila lebih, baru dibagikan kembali. Hal ini dilakukan untuk memastikan semua undangan mendapatkan bulukat yang telah disediakan.

Baca Juga: Krisis Global Depan Mata, Jokowi: Pejabat Negara Malah Pamer Liburan Luar Negeri

Sebelum semua makanan itu dibagikan, para undangan akan melakukan zikir serta doa bersama yang diiringi dengan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Waktu perayaan maulid biasanya diadakan mulai pukul 15.00 wib sampai 18.00 wib.

Setelah para undangan pulang, desa yang melakukan perayaan Maulid tadi akan kembali melanjutkan perayaan tersebut pada malam harinya. Acaranya kerap diisi dengan ceramah agama dengan mengundang pendakwah-pendakwah kondang untuk mengupas tentang hari kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Tradisi kemeriahan perayaan maulid Nabi di Aceh memang memiliki dasar sejarah yang kuat. Dikutip dari laman dinasdayahaceh.go.id,  hal ini telah termaktub dalam sebuah surat wasiat Sultan Aceh yang diterbitkan pada 12 Rabiul Awal 913 Hijriah atau 23 Juli 1507, oleh Sultan Ali Mughayat Syah yang ditemukan oleh Tan Sri Sanusi Junid. Salah satu poinnya adalah mengenai pelaksanaan Maulid Nabi yang dapat menyambung tali silaturrahmi antar gampong di Kerajaan Aceh Darussalam.

Halaman:

Editor: Fauzi Jurnal Aceh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah