Kemenkes Ingatkan Tetap Terapkan Protokol Kesehatan dan PHBS di Tengah Potensi Peningkatan Kasus COVID-19

28 Mei 2024, 22:40 WIB
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril saat menyampaikan keterangan dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Rabu (15/5/2024). ANTARA/Andi Firdaus. /

JURNALACEH.COM - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, mengingatkan masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) guna merespons potensi peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia.

Meskipun status COVID-19 saat ini sudah menjadi endemi, potensi munculnya varian atau subvarian baru yang dapat menyebabkan peningkatan kasus dan kematian tetap ada.

"COVID-19 tidak sepenuhnya hilang meski saat ini statusnya sudah endemi. Masih ada potensi munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus, bahkan kematian," kata Mohammad Syahril saat dikonfirmasi di Jakarta, yang dikutip JurnalAceh.com dari antaranews.com.

Baca Juga: Kemenkes Mengimbau Aksi Damai RUU Kesehatan Tidak Mengganggu Layanan Terhadap Masyarakat

Untuk mencegah penyebaran kasus, Syahril mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes), seperti mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker bila sakit, dan tetap memakai masker saat berada di kerumunan.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk segera melengkapi vaksinasi COVID-19, khususnya pada kelompok berisiko tinggi seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta.

"Upaya kewaspadaan dan pencegahan masih sama, yaitu segera lakukan vaksinasi COVID-19 lengkap dan penguat (booster), terutama untuk kelompok lansia dan orang dengan penyakit penyerta,” ujarnya.

PHBS seperti rajin mencuci tangan dan menerapkan etika batuk atau bersin juga masih sangat relevan untuk mencegah penularan COVID-19.

Baca Juga: Perhatikan Hal Penting Ini Jika Ingin Melamar PPPK Kemenkes 2022

"Jika merasa sakit, segera memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat, gunakan masker, dan hindari kontak dengan banyak orang," tambah Syahril.

Bagi masyarakat yang hendak bepergian ke luar daerah atau ke luar negeri, Syahril mengimbau agar mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan di wilayah yang dituju.

"Varian yang bersirkulasi saat ini adalah KP.1 dan KP.2, dengan tingkat penularan yang rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan harus tetap kita jaga,” tegasnya.

Menurut data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dihimpun ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, varian COVID-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara ASEAN pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1.

Data Laporan Mingguan Nasional COVID-19 Kemenkes RI periode 12-18 Mei 2024 mencatat terdapat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi dengan tren positivity rate mingguan di angka 0,65 persen dan nol kematian. Jumlah orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang.

Baca Juga: Tak Berjilbab, Bupati Mawardi Tegur Utusan Kemenkes Saat Berkunjung ke Aceh Besar

Secara terpisah, Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menjelaskan bahwa COVID-19 subvarian JN.1 beserta turunannya KP.1 dan KP.2 memang tidak menimbulkan gejala yang lebih berat, tetapi memiliki kemampuan menembus perlindungan vaksinasi.

"Kemampuannya semakin baik, lebih cepat, dan mudah menginfeksi. Apalagi, jika belum divaksinasi bisa fatal, terutama pada orang dengan komorbid, orang lanjut usia, atau bahkan pada anak," kata Dicky.

Dia juga menekankan bahwa dampak COVID-19 saat ini bukan lagi bersifat akut, melainkan bisa menimbulkan dampak kronis yang berkepanjangan seperti komplikasi pada kelompok orang berisiko.

Kemenkes terus mengingatkan pentingnya vaksinasi lengkap dan booster serta penerapan PHBS untuk mencegah peningkatan kasus dan melindungi masyarakat dari dampak jangka panjang COVID-19.***

Editor: Fauzi Jurnal Aceh

Tags

Terkini

Terpopuler