Seperempat Miliar Orang Terancam Kelaparan Gara-gara Pandemi dan Perang, Sri Mulyani Warning Negara G20

- 15 Juli 2022, 15:04 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberi sambutan dalam High-Level Seminar on Strengthening Global Collaboration For Tackling Food Insecurity, salah satu rangkaian acara pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Nusa Dua Bali, Jumat 15 Juli 2022.
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat memberi sambutan dalam High-Level Seminar on Strengthening Global Collaboration For Tackling Food Insecurity, salah satu rangkaian acara pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Nusa Dua Bali, Jumat 15 Juli 2022. /Ade Alkausar/

 

JURNALACEH.COM - Krisis pangan bukan lagi isapan jempol belaka. Ketersediaan pangan yang sempat terganggu oleh pandemi Covid-19, diperparah lagi dengan persoalan geopolitik, perang dan perubahan iklim.

Masalah ini jadi pembicaraan serius diantara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Bali, Jumat, 15 Juli 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan nada tegas, mewanti-wanti negara G20 untuk melakukan aksi konkret dalam mengatasi isu ketahanan pangan tersebut. Karena kondisinya semakin mendesak belakangan ini.

Baca Juga: 2 Hektar Sawah Bupati Akmal Juga Tak Bisa Digarap, Keuchik: Dia Masih Bisa Makan...

Sebab, masalah ketahanan pangan semakin menantang saat ini. Selain ditekan oleh pandemi Covid-19, ketersediaan pangan juga terganggu oleh geopolitik, perang dan perubahan iklim.

"Kami menyerukan agar melakukan aksi konkret," ajak Menkeu Sri Mulyani saat memberi sambutan dalam High-Level Seminar on Strengthening Global Collaboration For Tackling Food Insecurity, salah satu rangkaian acara pertemuan ketiga Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Nusa Dua Bali, Jumat 15 Juli 2022.

Aksi konkret itu, sebut Sri Mul bisa dilakukan antara lain dengan memperkuat koordinasi kebijakan antar negara. Selain itu, peran dari sejumlah lembaga internasional seperti Bank Dunia hingga Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga sangat penting saat ini.

Baca Juga: Muslim Wajib Baca! Alasan Rasulullah Tak Pernah Kumandangkan Adzan

Menurutnya komunitas internasional harus bekerja sama menghadapi masalah ini. Ia berkeyakinan bahwa G20 adalah momentum yang bagus untuk mengambil aksi nyata.

"Saya yakin kita dapat mencari jalan keluar untuk mengatasi maslaah ini," sambungnya.

Sebelum seminar, Menkeu juga memaparkan kondisi global yang mengkhawatirkan akibat kerawanan pangan. Saat ini, ada 276 juta orang di dunia menghadapi kerawanan pangan akut. Naik dua kali lipat sejak 2019 sebelum pandemi COVID-19 yakni 135 juta orang.

Baca Juga: Harga Pertamax Dex Terbaru dari Aceh Sampai Papua

"Ada urgensi dimana krisis pangan harus ditangani," ajaknya saat membuka 3rd FMCBG, di hari yang sama.

Menteri Keuangan Kerajaan Saudi Arabia Mohammed Al-Jadaan sepakat dengan Sri Mul. Ia juga ikut mendesak semua negara G20 dan komunitas internasional melakukan aksi konkret.

Salah satunya dengan transparansi dan sistem perdagangan yang konsisten. "Kita harus mengartikulasi transparasi dan konsistensi sistem perdagangan," ajak Mohammed Al-Jadaan, di forum yang sama.

Baca Juga: Sejarah Munculnya Adzan dan Kisah Bilal Menjadi Muadzin Pertama

Ia juga meminta dukungan data terkait pangan dari setiap negara secara transparan. Agar dunia punya standar yang jelas terkait isu ketahanan pangan. ***

Editor: Ade Alkausar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah